PAMEKASAN, (News Madura) – Puluhan jurnalis se Kabupaten Pamekasan menggelar aksi turun jalan. Para kuli tinta itu mengutuk aksi kekerasan yang dilakukan polisi terhadap tiga wartawan saat meliput aksi demonstrasi di DPRD Sulsel dan Flyover Makassar beberapa waktu lalu.
Pemukulan itu mendapat protes dari seluruh jurnalis di tanah air. Tidak terkecuali di Pamekasan. Seluruh wartawan dari berbagai organisasi kewartawanan turun jalan menyampaikan kecaman.
Koordinator Jurnalis Bintang Sembilan (JB9) Pamekasan Frengky Wirananda mengatakan, pemukulan yang dilakukan polisi terhadap jurnalis sangat keterlaluan. Profesi wartawan dilindungi undang-undang.
Pemukulan itu sebagai bentuk pembangkangan terhadap undang-undang. Dengan demikian, jurnalis mendesak Kapolri Tito Karnavian mengusut tuntas aksi premanisme itu. Pelaku harus ditangkap dan dijatuhi sanksi sesuai aturan yang berlaku.
Frengky menyampaikan, aksi turun jalan yang dilakukan di Pamekasan sebagai bentuk solidaritas. Aksi tersebut juga simbol kecamatan terhadap aksi premanisme itu. ”Kami mendesak agar kasus pemukulan terhadap wartawan itu diusut tuntas,” katanya.
Pria yang menjabat Seksi Wartawan Hukum dan Kriminal Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pamekasan itu mengatakan, sudah banyak wartawan menjadi korban kekerasan. Bahkan, ada wartawan yang dibunuh lantaran menulis berita.
Tindakan anarkisme itu sekarang justru dilakukan aparat kepolisian. Seharusnya, polisi mengayomi, bukan justru memukuli para kuli tinta. ”Selain menghalangi tugas jurnalis, pemukulan itu juga mengandung unsur pidana. Pelakunya harus diadili,” tukasnya. (mr/pn)
Komentar